Minggu, 17 Februari 2013

Perasaan Itu....

0 komentar
'Apa perasaanku buat kamu itu sia-sia?'


Itu pertanyaan yang selalu menggerayamku tiba-tiba. Tepatnya setiap malam yang sunyi, saat semua bayanganmu satu persatu terlintas seperti rol film.

Bagaimana perasaanmu, itu semua seperti sebuah misteri tersendiri untukku. Aku seperti terlahang sebuah kabut tebal. Samar-samar kulihat hatimu, namun semuanya percuma. Tak bisa kutahu sedikitpun siapa yang sebenarnya kau suka. Yang sebenarnya kau rasakan pun aku tak tahu.
Kumohon, sedikit saja kau beri celah untukku. Aku hanya ingin tahu, siapa yang selalu ada dihatimu selama ini. Walau kemungkinan nanti aku akan menyesal mengetahuinya, tak apa. Aku hanya ingin kau jujur. Jika tak pernah ada aku dihatimu, mungkin aku akan menjauhi semua pikiran tentangmu mulau detik ini. Menjauhi semua khayalan bodoh yang kurangkai sendiri.
Kumohon jujurlah pada perasaanmu sendiri. Disini aku merasa seperti orang bodoh yang kesakitan sendiri, tanpa kau tahu dan sadari.
Waktu terus mengubahmu menjadi seekor ulat yang bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah. Beberapa gadis mulai menatapmu penuh harap. Sama seperti aku. Ada asa yang mulai terlintas saat menyadari itu semua, apakah aku masih ada harapan walaupun hanya setitik? Gadis disekitarmu lebih dari aku, mungkinkah kau memilihku?
Rasa ini semakin terkurung didalam. Tak berani melongo hanya untuk menatapmu penuh harap. Aku yang pertama melihat keindahanmu, walau masih berwujud ulat. Namun belum tentu aku juga yang pertama kau beri sepasang sayap yang indah itu.

Kamis, 07 Februari 2013

Arti Dari Sebuah Abu-Abu

0 komentar
Kenapa masih terus bersembunyi, padahal setiap orang terus berkoar-koar dengan cerita di setiap langkah yang mereka lalui. 
Aku hanya tak ingin semua orang menebakku dengan mudah, lalu meninggalkan. Biarlah mereka menebak setiap teka-teki yang kubuat sendiri. Dunia ini sudah begitu menjemukkan, tak perlu selalu berterus terang demi mendapatkan perhatian. Inilah caraku, salahkah?
Setiap orang memiliki keegoisan yang sampai saat ini  melekat pada diri mereka masing-masing.Mungkin juga termasuk aku. Saat itu turun hujan, sambil menunggu reda beberapa orang berebut menceritakan semua keluh kesahnya dan aku mungkin menjadi pendengar yang baik di sana. Akupun mulai berpikir, apakah saat kuceritakan keluhku mereka juga akan seantusias ini?
Sejak saat itulah aku mulai enggan menceritakan semuanya, entah itu menyenangkan atau bahkan menyedihkan. Aku pikir mereka hanya merasa penasaran dengan ceritaku, setelah itu acuh dan kembali menceritakan kisahnya masing-masing. Begitulah manusia, tak ada yang bisa saling memahami.
Pucca In Love
Guestbook